Apa yang disebut dengan ekowisata
atau sering juga ditulis atau disebut dengan ekoturisme, wisata ekologi,
ecotoursism, eco tourism, eco-tour dsb?
Rumusan 'ecotourism' sebenarnya
sudah ada sejak 1987 yang dikemukakan oleh Hector Ceballos-Lascurain yaitu sbb:
"Nature or
ecotourism can be defined as tourism that consist in travelling to relatively
undisturbed or uncontaminated natural areas with the specific objectives of
studying, admiring, and enjoying the scenery and its wild plantas and animals,
as well as any existing cultural manifestations (both past and present) found
in the areas."
"Wisata alam atau pariwisata
ekologis adalah perjalanan ketempat-tempat alami yang relatif masih belum
terganggu atau terkontaminasi (tercemari) dengan tujuan untuk mempelajari,
mengagumi dan menikmati pemandangan, tumbuh-tumbuhan dan satwa liar, serta
bentuk-bentuk manifestasi budaya masyarakat yang ada, baik dari masa lampau
maupun masa kini."
Rumusan di atas hanyalah
penggambaran tentan kegiatan wisata alam biasa.
Rumusan ini kemudian
disempurnakan oleh The International Ecotourism Society (TIES) pada awal tahun
1990 yaitu sebagai berikut:
"Ecotourism
is responsible travel to natural areas which conserved the environment and
improves the welfare of local people."
"Ekowisata adalah perjalanan
yang bertanggung jawab ketempat-tempat yang alami dengan menjaga kelestarian
lingkungan dan meningkatkan kesejahtraan penduduk setempat”.
Definisi ini sebenarnya hampir sama
dengan yang diberikan oleh Hector Ceballos-Lascurain yaitu sama-sama
menggambarkan kegiatan wisata di alam terbuka, hanya saja menurut TIES dalam
kegiatan ekowisata terkandung unsur-unsur kepedulian, tanggung jawab dan
komitmen terhadap kelestarian lingkungan dan kesejahtraan penduduk setempat.
Ekowisata merupakan upaya untuk memaksimalkan dan sekaligus melestarikan
pontensi sumber-sumber alam dan budaya untuk dijadikan sebagai sumber
pendapatan yang berkesinambungan. Dengan kata lain ekowisata adalah kegiatan
wisata alam plus plus.
Definisi di atas telah telah diterima luas oleh para
pelaku ekowisata.
Adanya unsur plus plus di atas yaitu
kepedulian, tanggung jawab dan komitmen terhadap kelestarian lingkungan dan
peningkatan kesejahtraan masyarakat setempat ditimbulkan oleh:
- Kekuatiran akan makin rusaknya lingkungan oleh pembangunan yang bersifat eksploatatif terhadap sumber daya alam.
- Asumsi bahwa pariwisata membutuhkan lingkungan yang baik dan sehat.
- Kelestarian lingkungan tidak mungkin dijaga tanpa partisipasi aktif masyarakat setempat.
- Partisipasi masyarakat lokal akan timbul jika mereka dapat memperoleh manfaat ekonomi ('economical benefit') dari lingkungan yang lestari.
- Kehadiran wisatawan (khususnya ekowisatawan) ke tempat-tempat yang masih alami itu memberikan peluas bagi penduduk setempat untuk mendapatkan penghasilan alternatif dengan menjadi pemandu wisata, porter, membuka homestay, pondok ekowisata (ecolodge), warung dan usaha-usaha lain yang berkaitan dengan ekowisata, sehingga dapat meningkatkan kesejahtraan mereka atau meningkatkan kualitas hidpu penduduk lokal, baik secara materiil, spirituil, kulturil maupun intelektual.
Sedangkan pengertian Ekowisata
Berbasis Komunitas (community-based ecotourism) merupakan usaha
ekowisata yang dimiliki, dikelola dan diawasi oleh masyarakat setempat.
Masyarakat berperan aktif dalam kegiatan pengembangan ekowisata dari mulai
perencanaan, implementasi, monitoring dan evaluasi. Hasil kegiatan ekowisata
sebanyak mungkin dinikmati oleh masyarakat setempat. Jadi dalam hal ini
masyarakat memiliki wewenang yang memadai untuk mengendalikan kegiatan
ekowisata.
Indonesia memiliki potensi sumber
daya alam dan peninggalan sejarah, seni dan budaya yang sangat besar sebagai
daya tarik pariwisata dunia. Ahli biokonservasi memprediksi bahwa Indonesia
yang tergolong negara Megadiversity dalam hal keaneka ragaman hayati
akan mampu menggeser Brasil sebagai negara tertinggi akan keaneka jenis, jika
para ahli biokonservasi terus giat melakukan pengkajian ilmiah terhadap kawasan
yang belum tersentuh.
Bayangkan saja bahwa Indonesia memiliki 10% jenis tumbuhan berbunga yang ada di dunia, 12% binatang menyusui, 16% reptilia and amfibia, 17% burung, 25% ikan, dan 15% serangga, walaupun luas daratan Indonesia hanya 1,32% seluruh luas daratan yang ada di dunia (BAPPENAS, 1993).
Bayangkan saja bahwa Indonesia memiliki 10% jenis tumbuhan berbunga yang ada di dunia, 12% binatang menyusui, 16% reptilia and amfibia, 17% burung, 25% ikan, dan 15% serangga, walaupun luas daratan Indonesia hanya 1,32% seluruh luas daratan yang ada di dunia (BAPPENAS, 1993).
Di dunia hewan, Indonesia juga
memiliki kedudukan yang istimewa di dunia. Dari 500-600 jenis mamalia besar
(36% endemik), 35 jenis primata (25% endemik), 78 jenis paruh bengkok (40%
endemik) dan 121 jenis kupu-kupu (44% endemik) (McNeely et.al. 1990, Supriatna
1996). Sekitar 59% dari luas daratan Indonesia merupakan hutan hujan tropis
atau sekitar 10% dari luas hutan yang ada di dunia (Stone, 1994). Sekitar 100
juta hektar diantaranya diklasifikasikan sebagai hutan lindung, yang 18,7 juta
hektarnya telah ditetapkan sebagai kawasan konservasi.
Namun demikian sampai saat ini kita
harus menanggung beban berat sebagai negara terkaya keaneka ragaman hayati di
kawasan yang sangat sensitif, karena biota Indonesia tersebar di lebih dari
17,000 pulau. Oleh karena itu bukan saja jumlah populasi setiap individu tidak
besar tetapi juga distribusinya sangat terbatas. Ini harus disadari oleh
pemerintah, sehingga Indonesia harus merumuskan suatu kebijakan dan membuat
pendekatan yang berbeda di dalam pengembangan sistem pemanfaatan keaneka
ragaman hayatinya, terutama kebijakan dalam pengembangan pariwisata yang secara
langsung memanfaatkan sumber daya alam sebagai aset.
Pengembangan sumber daya
alam yang non-ekstraktif, non-konsumtif dan berkelanjutan perlu diprioritaskan
dan dalam bidang Pariwisata pengembangan seperti ekowisata harus menjadi
pilihan utama.
VISI
EKOWISATA INDONESIA
Melihat potensi yang dimiliki Indonesia, maka Visi Ekowisata Indonesia adalah
untuk menciptakan pengembangan pariwisata melalui penyelenggaraan yang
mendukung upaya pelestarian lingkungan (alam dan budaya), melibatkan dan
menguntungkan masyarakat setempat, serta menguntungkan secara komersial.
Dengan
visi ini Ekowisata memberikan peluang yang sangat besar, untuk mempromosikan
pelestarian keaneka-ragaman hayati Indonesia di tingkat internasional,
nasional, regional maupun lokal.
Penetapan Visi Ekowisata di atas di
dasarkan pada beberapa unsur utama:
- Ekowisata sangat tergantung
pada kualitas sumber daya alam, peninggalan sejarah dan budaya.
Kekayaan keaneka-ragaman hayati merupakan daya tarik utama bagi pangsa pasar ekowisata, sehingga kualitas, keberlanjutan dan pelestarian sumber daya alam, peninggalan sejarah dan budaya menjadi sangat penting untuk ekowisata. Pengembangan ekowisata juga memberikan peluang yang sangat besar, untuk mempromosikan pelestarian keaneka-ragaman hayati Indonesia di tingkat internasional, nasional, regional dan lokal. - Pelibatan Masyarakat.
Pada dasarnya pengetahuan tentang alam dan budaya serta kawasan daya tarik wisata, dimiliki oleh masyarakat setempat. Oleh karena itu pelibatan masyarakat menjadi mutlak, mulai dari tingkat perencanaan hingga pada tingkat pengelolaan. - Ekowisata meningkatkan
kesadaran dan apresiasi terhadap alam, nilai-nilai peninggalan sejarah dan
budaya.
Ekowisata memberikan nilai tambah kepada pengunjung dan masyarakat setempat dalam bentuk pengetahuan dan pengalaman. Nilai tambah ini mempengaruhi perubahan perilaku dari pengunjung, masyarakat dan pengembang pariwisata agar sadar dan lebih menghargai alam, nilai-nilai peninggalan sejarah dan budaya. - Pertumbuhan pasar ekowisata di
tingkat internasional dan nasional.
Kenyataan memperlihatkan kecendrungan meningkatnya permintaan terhadap produk ekowisata baik ditingkat internasional maupun nasional. Hal ini disebabkan meningkatnya promosi yang mendorong orang untuk berprilaku positif terhadap alam dan berkeinginan untuk mengunjungi kawasan-kawasan yang masih alami agar dapat meningkatkan kesadaran, penghargaan dan kepeduliannya terhadap alam, nilai-nilai peninggalan sejarah dan budaya setempat. - Ekowisata sebagai sarana
mewujudkan ekonomi berkelanjutan.
Ekowisata memberikan peluang untuk mendapatkan keuntungan bagi penyelenggara, pemerintah dan masyarakat setempat, melalui kegiatan-kegiatan yang non-ekstraktif dan non-konsumtif sehingga meningkatkan perekonomian daerah setempat. Penyelenggaraan yang memperhatikan kaidah-kaidah ekowisata, mewujudkan ekonomi berkelanjutan.
TUJUAN
EKOWISATA INDONESIA
Tujuan Ekowisata Indonesia adalah untuk (1) Mewujudkan penyelenggaraan wisata
yang bertanggung jawab, yang mendukung upaya-upaya pelestarian lingkungan alam,
peninggalan sejarah dan budaya; (2) Meningkatkan partisipasi masyararakat dan
memberikan manfaat ekonomi kepada masyarakat setempat; (3) Menjadi model bagi pengembangan
pariwisata lainnya, melalui penerapan kaidah-kaidah ekowisata.
KARAKTERISTIK
EKOWISATA
Pengertian/Definisi Ekowisata
Secara konseptul ekowisata dapat didefinisikan sebagai suatu konsep pengembangan pariwisata berkelanjutan yang bertujuan untuk mendukung upaya-upaya pelestarian lingkungan (alam dan budaya) dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan, sehingga memberikan manfaat ekonomi kepada masyarakat setempat. Sementara ditinjau dari segi pengelolaanya, ekowisata dapat didifinisikan sebagai penyelenggaraan kegiatan wisata yang bertanggung jawab di tempat-tempat alami dan atau daerah-daerah yang dibuat berdasarkan kaidah alam dan secara ekonomi berkelanjutan yang mendukung upaya-upaya pelestarian lingkungan (alam dan budaya) dan meningkatnkan kesejahtraan masyarakat setempat.
Secara konseptul ekowisata dapat didefinisikan sebagai suatu konsep pengembangan pariwisata berkelanjutan yang bertujuan untuk mendukung upaya-upaya pelestarian lingkungan (alam dan budaya) dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan, sehingga memberikan manfaat ekonomi kepada masyarakat setempat. Sementara ditinjau dari segi pengelolaanya, ekowisata dapat didifinisikan sebagai penyelenggaraan kegiatan wisata yang bertanggung jawab di tempat-tempat alami dan atau daerah-daerah yang dibuat berdasarkan kaidah alam dan secara ekonomi berkelanjutan yang mendukung upaya-upaya pelestarian lingkungan (alam dan budaya) dan meningkatnkan kesejahtraan masyarakat setempat.
Prinsip
dan Kriteria Ekowisata
PRINSIP EKOWISATA
|
KRITERIA EKOWISATA
|
1. Memiliki kepedulian, tanggung
jawab dan komitmen terhadap pelestarian lingkungan alam dan budaya,
melaksanakan kaidah-kaidah usaha yang bertanggung jawab dan ekonomi
berkelanjutan.
|
|
2. Pengembangan harus mengikuti
kaidah-kaidah ekologis dan atas dasar musyawarah dan pemufakatan masyarakat
setempat.
|
|
3. Memberikan manfaat kepada
masyarakat setempat.
|
|
4. Peka dan menghormati
nilai-nilai sosial budaya dan tradisi keagamaan masyarakat setempat.
|
|
5. Memperhatikan perjanjian,
peraturan, perundang-undangan baik ditingkat nasional maupun internasional.
|
|
Sumber :
Dari segala sumber